MENULIS BUKU YANG DITERIMA PENERBIT
Alhamdulillah malam ini, 2 November 2020 pukul 19.00 WIB saya bisa join pelatihan belajar menulis daring via WA dengan nara sumber Bapak Joko Irawan Mumpuni, Direktur Penerbit ANDI. Bagi saya ini adalah pelatihan pertama via WA yang pernah saya ikuti. Slide-slide dari nara sumber ditampilkan berupa gambar disertai penjelasan berupa voice dari nara sumber layaknya seperti live di zoom, webex atau aplikasi meeting online yang lain. Yang pasti tidak kalah seru dech dan tentunya bukan tanpa alasan mengapa pelatihan ini disajikan dengan metode seperti ini. Tujuan dari penjelasan nara sumber yang diberikan berupa voice bukan tulisan adalah untuk menghindari terjadinya copy paste oleh peserta pelatihan. “Kalau sudah copy paste akhirnya peserta nggak jadi belajar menulis”, ungkap Bapak Joko mengawali pembicaraan di sesi pelatihan.
Berikut adalah
resume dari materi yang disampaikan oleh Bapak Joko di sesi pelatihan tersebut.
Mudah-mudahan bisa memberikan manfaat bagi para pembaca sekalian.
I. JENIS-JENIS BUKU
A. Jenis Buku Berdasarkan Peredarannya di
Pasar
Ada 2 jenis buku yang beredar di pasar,
yaitu teks dan non teks. Buku teks meliputi buku-buku pelajaran mulai dari PAUD
sampai dengan SMK/SMA dan buku perguruan tinggi (eksak dan non eksak).
Sedangkan buku non teks meliputi buku fiksi (komik, novel, cerpen, puisi) dan
non fiksi (buku anak, pengetahuan umum).
Gambar
buku yang beredar di pasar
B. Jenis Buku Berdasarkan Jumlah Penulis
Ada 3 jenis buku ditinjau dari
jumlah penulis yang terlibat dalam penulisan satu judul buku, yaitu:
1. Satu judul buku ditulis oleh satu penulis
2. Satu judul buku ditulis oleh lebih dari satu
penulis
3. Satu judul buku ditulis oleh konsorsium penulis
II. PERAN PENULIS DALAM INDUSTRI BUKU
Industri buku mempunyai core bisnis
dalam hal penerbitan dengan melibatkan berbagai pihak, baik lembaga maupun
perorangan seperti yang tampak pada gambar dibawah. Dapat kita bayangkan berapa
banyak orang yang terlibat dalam sebuah industri buku, ratusan atau bahkan
ribuan orang.
Seorang penulis kedudukannya sangat mulia jika dilihat dari siklus pada gambar ekosistem penerbitan. Mengapa demikian? Tanpa disadari berkat penulis, industri buku berjalan sesuai dengan siklus tersebut. Berapa banyak orang yang memperoleh manfaat dari penerbit buku, penyalur buku maupun pembaca buku. Penulis telah menghidupi banyak orang karena telah menggerakkan siklus dari sebuah industri buku yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak. Oleh karena itu jadilah orang yang mulia dengan menulis buku.
III. PENGHAMBAT PERTUMBUHAN INDUSTRI PENERBITAN
Beberapa faktor yang menjadi sumber
penghambat pertumbuhan industri penerbitan ada 3 faktor. Ketiga faktor tersebut
yaitu:
1) Kurangnya minat baca, budaya baca orang
Indonesia kurang. Terbukti dengan waktu senggang kita lebih banyak dihabiskan
untuk nonton TV daripada membaca.
2) Minimnya minat tulis, budaya tulis kita lebih
rendah daripada budaya ngobrolnya. Ini terbukti saat kita bertemu dengan teman
maka kita akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk ngobrol, apakah itu di kafe,
pos kamling atau saat arisan, dan lain-lain.
3) Minimnya apresiasi terhadap hak cipta. Di
Indonesia masih banyak pembajakan terhadap buku-buku yang legal demi meraup
keuntungan.
IV. PROSES NASKAH MENJADI BUKU
Alur proses suatu naskah menjadi
sebuah buku dapat dilihat seperti gambar berikut. Pada intinya penulis disini hanya
mengirimkan naskah ke penerbit. Jika naskah itu diterima maka proses berikutnya
dilakukan semua oleh penerbit, apakah itu proses edit naskah, desain cover
hingga buku itu terbit dan dipasarkan. Penulis hanya tinggal menunggu
diterimanya royalti dari penerbit.
Penting bagi penulis untuk dapat memilih penerbit yang baik. Bagaimana cara memilah dan memilih penerbit yang baik. Penerbit yang baik memiliki ciri-ciri antara lain:
1)
visi & misinya jelas,
2)
memiliki core bisnis lini produk tertentu yang
kuat,
3)
penerbit berpengalaman,
4)
mempunyai jaringan pemasaran yang luas,
5)
memiliki percetakan sendiri,
6)
keberanian mencetak jumlah eksemplar dan
7)
kejujuran dalam pembayaran royalti.
V. SISTEM PENILAIAN PENERBIT
Penilaian penerbit terhadap naskah
yang akan diterbitkan menjadi sebuah buku didasarkan pada 4 aspek, yaitu:
1)
Editorial dengan bobot kurang lebih 10%
2)
Peluang potensi pasar dengan bobot kira-kira 50-100%
3)
Keilmuan mempunyai bobot sekitar 30%
4)
Reputasi penulis mempunyai bobot sekitar 10-100%
Dari 4 aspek tersebut nampak bahwa penerbit
lebih menitikberatkan pada aspek peluang potensi pasar atau reputasi penulis
untuk menerbitkan sebuah buku yang diajukan oleh penulis.
VI. MANFAAT MENJADI PENULIS
Beberapa manfaat yang diperoleh
jika Anda menjadi seorang penulis buku antara lain:
1)
Memberikan kepuasan batin
2)
Meningkatkan reputasi
3)
Meningkatkan karir
4)
Menghasilkan uang/royalty dari penerbit
VII. NASKAH YANG DITERIMA PENERBIT
Ada 4 kuadran kelompok naskah yang
menjadi pertimbangan penerbit untuk diterbitkan.
Kuadran 1 :
Tema tak populer, penulis populer.
Naskah pada kuadran
1 dapat diterima penerbit karena penulisnya terkenal walaupun isinya tidak
populer, misalnya Pak Jokowi menulis biografinya.
Kuadran 2 : Tema
populer, penulis populer.
Naskah pada kuadran
2 sangat diminati oleh penerbit.
Kuadran 3 : Tema
populer, penulis tak populer.
Naskah pada kuadran 3
masih bisa diterima oleh penerbit. Ini memberikan peluang bagi kita yang
merupakan penulis pemula, agar naskah kita diterima penerbit maka kita harus
mengangkat tema-tema yang lagi ngetrend atau popular saat ini.
Kuadran 4 : Tema
tak populer, penulis tak populer.
Naskah pada kelompok
ini tergolong naskah yang akan ditolak oleh penerbit.
Dari google trends juga dapat diketahui data sebaran wilayah mana saja yang lagi trends dengan tema tersebut sehingga itu dapat dijadikan objek pemasaran buku yang akan dipasarkan oleh penerbit.
Luar byasah sangat menginspirasi 😊
BalasHapusResumenya kayak materi...
BalasHapusUda waktunya buat webinar sendiri...😂😃😄