SILATURRAHIM WALI SANTRI KELAS XII SMK & SMA BAYT AL HIKMAH DENGAN PENGASUH
Pada
hari Ahad, 20 Desember 2020 tepatnya pukul 10.00 WIB Pondok Pesantren Bayt
Al-Hikmah Kota Pasuruan menggelar acara Silaturohim
Wali Santri Kelas XII SMK & SMA di Aula Yayasan Bayt Al Hikmah. Acara yang
dihadiri oleh sekitar 60 wali santri ini diawali sambutan dari Ketua Umum
Yayasan Bayt Al-Hikmah, H. Ahmad Taufiq AR. M.Si. Dalam
sambutannya beliau menyampaikan bahwa setengah tahun kedepan anak-anak kita
akan menyelesaikan Pendidikan di Bayt Al-Hikmah. Enam tahun yang lalu Bapak dan
Ibu menyerahkan putra/putri kepada Pengasuh bagi yang masuk dari SMP dan tiga
tahun yang lalu bagi yang masuk sejak
SMA atau SMK. Putra dan putri Bapak dan Ibu akan menjadi mutakhorrijin atau
alumni santri Bayhi yang berada di luar pesantren.
Gus
Taufiq juga menegaskan bahwa yayasan dan pondok pesantren telah menanamkan
mental dan karakter serta nilai-niai agama kepada para santri guna memenuhi
tuntutan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan akan menentukan peran dan arah masa
depan santri. Sisa waktu di semester akhir ini, para pimpinan sekolah dan
pondok akan memberikan jurus pamungkas untuk mempersiapkan anak-anak kita masuk di jenjang pendidikan yang lebih tinggi
(jenjang perkuliahan). Santri yang belajar di ponpes tidak akan bisa melupakan
kenangan manis selama menjalani masa belajarnya dan di harapkan anak-anak kita
akan mampu mengukir juga kenangan indah di jenjang pendidikan lanjutannya (perkuliahaan
atau sejenisnya).
Selain
itu, Gus Taufiq menghimbau kepada wali santri yang hadir agar jangan sampai
putra/putrinya justru kelak akan mendapatkan penyesalan gara-gara tidak sesuai dalam
menentukan pilihan jurusannya. Boleh jadi karena jurusan pilihan orang tua yang
terlalu dipaksakan atau mungkin jurusan yang dipilih tidak lagi relevan pada
saat mereka lulus. Lima tahun sampai sepuluh tahun kedepan jelas tidak sama
dengan situasi sekarang. Contoh saja dalam 1 tahun ini, kita di hadapkan sesuatu yang tidak
pernah kita duga sebelumnya. Orang yang sepintar apapun di dunia ini tidak
mampu menghadapi kondisi saat ini yaitu adanya pandemic Covid-19. Oleh
karenanya pikirkan dan diskusikan serta carilah infomasi kemana anak kita akan
melanjutkan. Ajak anak kita untuk berdiskusi dalam menentukan pilihan jurusan
dan universitas yang akan di ambil karena mereka sudah mempunyai pemikiran dan wawasan.
Harapannya agar jurusan dan perguruan tinggi yang di pilih sesuai dengan
ketrampilan dan semangat anak. Dalam penutupnya, Gus Taufiq menegaskan bahwa dalam
membekali para santri terutama kelas XII, Pondok Pesantren Bayt Al Hikmah mempunyai
3 program, yaitu: (1) Passion Based Learning,
(2) Pendampingan Santri, (3) Tuntas mengantarkan santri sampai studi di jenjang
lanjutan (kuliah) baik dalam maupun luar negeri.
Dalam
kesempatan yang sama Pengasuh Ponpes Bayt Al Hikmah, KH. M. Idirs Hamid memberikan sambutan dan tausyiah kepada wali
santri yang hadir senada dengan apa yang di sampaikan Gus Taufiq. Beliau
menyampaikan sebentar lagi anak-anak kita akan meneruskan pendidikan yang lebih
tinggi, silahkan anak di persiapkan untuk
menjadi generasi yang akan menempati pos-pos yang dibutuhkan seperti tenaga
legistlatif, eksekutif dengan tetap
menjaga tradisi dasar agama dan akhlak yang mulia. Selalu berpegang teguh
dengan tradisi NU dengan prinsip al-muhafadzah alal-qadim al-shalih
wal-akhdzu bil-jadid al-ashlah, yaitu “melestarikan nilai-nilai lama
yang baik dan menerapkan nilai-nilai baru yang lebih baik".
KH.
M. Idris Hamid memberi motivasi untuk terus belajar tanpa batas. Beliau mencotohkan
salah satu keponakannya (Neng Hindun), putri dari Alm. K.H. Nasih saat menempuh S1 belajar
di 2 universitas sekaligus, lulus S1 melanjutkan pasca sarjana (S2) di Belanda dan melanjutkan lagi program doctor
(S3) di Jakarta. Dia menguasai Bahasa inggris dengan nilai Toefl 750 dan perkuliahan
yang di jalani di tempuh dengan mendapat beasiswa. Walaupun disibukkan dengan
kuliah ia bisa hafal Al Qur’an. Saat ini ia menjadi staff Menteri tenaga kerja dan juga menjadi pengasuh
pondok pesantren di Jepara. Anaknya dulu sekolah di sini (SMP Bayt Al Hikmah) saat kelas 3 sudah hafal Al Qur’an 30 Juz.
Kiai
Idris juga memberikan semangat kepada wali santri agar memberikan motivasi dan
dukungan kepada putra/putrinya untuk selalu belajar sepanjang hayat (tanpa
batas) sesuai dengan ajaran Islam “Uthlubul
‘ilma minal mahdi ilal lahdi”, yang artinya “Tuntutlah ilmu mulai dari
ayunan hingga ke liang lahat”. Kita sebagai orang tua tinggal mendoakan dan mengantar
prinsip-prinsip ibadah. Beliau menambahkan, bagi yang mau dan semangat belajar
ada beasiswa dari luar negeri untuk santri pondok pesantren, misalnya Rusia,
Mesir, Yaman, dan lain-lain. Orang tua jangan melarang anak untuk mondok dan
kuliah di luar negeri karena alasan kekhawatiran yang berlebihan. Di ujung
sambutannya KH. M. Idris Hamid mengajak para wali santri untuk terus-menerus
mendorong & mendukung putra/putrinya dalam konsep belajar sepanjang hayat.
Jangan berhenti walau sudah menikah atau punya anak, terus belajar dan belajar.
Giliran
berikutnya, Ibu Nyai Kuni Zakiah mengawali sambutannya dengan berdoa semoga
Allah memberikan rahmat sehingga kita di berikan kemudahan dan keberkahan oleh Allah
SWT. Beliau juga mengajak untuk memperkuat iman dan istiqomah menjalankan
ibadah kepada-Nya serta senantiasa berpegangan pada ayat Al Qur’an. Semakin
besar kedudukan seseorang maka semakin besar masalah yang dihadapinya, hanya
dengan istiqomah kita akan di rahmati Allah SWT sehingga dapat mengatasi
permasalahan yang ada.
Dengan
semangat untuk memberikan motivasi kepada wali santri yang hadir, Ibu Nyai menceritakan
rekam jejak putra-putrinya. Putri pertama menikah pada usia 18 tahun dan mempunyai
anak namun tetap melanjutkan kuliah S1 di usia 20 tahun. Putranya yang kedua mondok
di beberapa pesantren seperti Pondok Pesantren Darul Lughoh wa Da’wah (Dalwa),
pesantren Langitan, kemudian melanjutkan kuliah di Syiria dan kuliah S1 juruan
ilmu politik dengan gelar SiP. Putra ke tiga belajar di beberapa pesantren antara
lain Suci, Gontor, kemudian belajar di Kudus, melanjutkan ke Maroko, lalu belajar di Yaman dan terakhir belajar
di Cianjur. Anak ke-4 (putri) kuliah di UI, Jakarta. Lulus dari UI mendapat beasiswa
ke Turki. Anak yang ke-5 (putra) saat ini masih kelas XII SMA di Bayt Al
Hikmah.
Ibu
Nyai melanjutkan pesannya agar orang tua untuk melakukan istikhoroh dalam
memilih tempat belajar anaknya sampai mendapatkan isyaroh di sertai doa orang
tua khususnya doa seorang ibu. Di manapun anak kita berada, yakinlah bahwa Allah
pasti akan menjaganya, karena kita tidak mampu mengawasi dan menjaga selama 24
jam. Selain itu, beliau juga berpesan agar kita selaku orang tua untuk
senantiasa memberi makan anak-anaknya dengan makanan yang halal. Beliau mengajak
wali santri untuk menjadi figur yang sangat di butuhkan oleh anak, berilah
pemahaman anak untuk memakai HP seperlunya saja untuk hal-hal yang positif. Boleh
menggunakannya setelah membaca Al Qu’an 1 juz, baca kitab dan wiridan tertentu.
Orang tua harus mendidik dengan penuh kasih sayang kepada anak, semisal jika anaknya berbohong maka peluklah dan bisikkan
ke telinganya dengan suara lembut, “Nak, apakah kamu tidak takut kepada Allah?“,
tambahnya ketika memberikan contoh saat menasehati putranya. Di akhir
sambutannya, Ibu Nyai mengucapkan terima kasih dan memohon maaf kepada wali
santri yang hadir apabila ada kesalahan/kekurangan, lalu menutupnya dengan
panjatan doa.
Setelah
Ketua Yayasan dan Pengasuh memberikan sambutan maka acara di lanjut dengan
pengarahan/bimbingan karier di sekolah. Acara pengarahan ini dibuka oleh Neng Hj.
Widad Bariroh, istri dari Gus Amak selaku kepala pesantren Bayt Al-Hikmah. Neng
Widad memulai pembicaraannya dengan menegaskan bahwa anak-anak yang akan
memasuki jenjang perkuliahan sudah tidak bisa disebut lagi sebagai anak-anak. Mereka
sudah mempunyai wawasan dan pilihan sendiri. Orang tua harus membangun
komunikasi dengan musyawarah apa yang menjadi pemikiran dan pilihan anak. Sebagai
orang tua, kita harus memberi ruang kepada anak-anak kita dan mengarahkannya,
tapi bukan memaksakan kehendak kita kepada anak-anak.
Lebih
lanjut Neng Widad menghimbau agar orang tua membiarkan anak-anaknya menentukan
pilihan mereka sendiri, apakah melanjutkan kuliah, bekerja atau mondok. Bagi
yang meneruskan kuliah ke PTS atau PTN ajak anak musyawarh dan dengarkan
pendapat dan keinginan mereka, lihat progresnya serta dorong untuk
istiqomah dalam ubudiyahnya, karena
dengan mondok mereka sudah mempunyai bekal (agama) untuk melanjutkan ke jenjang
Pendidikan yang lebih tinggi. Untuk mendukung itu Neng Widad juga mengingatkan
orang tua untuk tidak sering mengizinkan anaknya (keluar dari pondok) untuk
keperluan yang tidak terlalu urgent, apalagi kondisi pandemic saat ini. Biarkan
mereka istiqomah beribadah dan belajar secara berkelanjutan. Dalam semester
akhir ini Neng Widad juga berharap agar ngajinya (Al Qur’an) harus sudah tepat
dan tuntas. Syukur yang tahfidz dapat
menjaga dan meraih syarat beasiswa masuk perguruan tigggi dengan setor hafalan
minimal 10 juz. Begitu juga bagi yang jurusan kitab keluar dari pondok minimal
bisa mengajar pengajian di komplek (perumahannya). Bagi anak yang berkeinginan
bekerja tidak ada salahnya juga membuka usaha seperti alumni dari SMK Bayt Al Hikmah
yang membuka studio photo di Lumajang. Bagi anak-anak yang ingin melanjutkan
pendidikan di pondok juga harus didukung oleh orang tua agar konsep belajar sepanjang
hayat seperti yang disampaikan pengasuh bisa dijalankan. Mengakhiri sambutannya
Neng Widad manyampaikan bahwa pembinaan terakhir di pondok adalah membina
karakter. Di masa pandemic seperti ini
santri sangat di untungkan karena anak-anak yang berada di pondok dapat istiqomah
melakukan ibadah dan membangun karakter.
Selanjutnya
guru BK, Ustadzah Diana memberikan informasi terkait bimbingan karier yang
dilakukan di SMK & SMA. Beliau mengawali paparannya dengan menjelaskan
bahwa bimbingan karier ini telah dilakukan sejak anak duduk di kelas X hingga
kelas XII. Bimbingan karier ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu; 1)
Perencanaan karier, 2) Pemetaan jalur
kuliah, baik dalam Negeri maupun luar Negeri, 3) Pemetaan portofolio, 4)
Document system dan MOU, 5) Evaluasi pelaksanaan, 6) Pencatatan alumni. Adapun
pemetaan karier terbagi menjadi 1) Pemetaan kuliah dalam negeri, 2) Pemetaan kuliah
luar negeri, 3) Lanjut mondok, 4) Pendalaman skill, 5) Mengabdi, dan 6)
Bekerja.
Mengakhiri
paparan sharing bimbingan karier, guru BK dan kepala sekolah menjawab pertanyaan bahwa sekolah akan
berusaha untuk mendapatkan prioritas dari universitas hususnya yang sudah
melakukan MOU dengan Bayt Al Hikmah. Adapun anak yang mengabdi di ponodk akan
memperoleh keuntungan mendapat pengalaman dalam pengembangan keterampilan
berkomunikasi, menghadapi serta menyelesaikan masalah. Pengalaman-pengalaman
yang mereka dapatkan inilah yang akan membentuk mereka menjadi pribadi yang
lebih tangguh dan siap untuk terjun di masyarakat. Pengalaman mereka adalah
guru yang terbaik, demikian kata Gus Aziz, adik Gus Amak dalam sesi menjawab
pertanyaan wali santri. Di tambahkan juga bahwa anak yang mengabdi 2 tahun akan
mendapat beasiswa dari Yayasan Bayt Al Hikmah antara lain dalam bentuk biaya
kuliah di PT terdekat di kota Pasuruan.
Di
tengah mengikuti acara silaturahim wali santri dan pengasuh, kami sempat
berbincang dengan salah satu wali santri, yang mana putranya merupakan anak
ragil. Wali santri tersebut menyatakan bahwa beliau merasa pondok adalah tempat
yang tepat dan aman bagi anaknya untuk belajar dan terhindar dari pengaruh lingkungan yang
negatif di sekitar rumahnya (narkoba). Beliau merasa kewalahan mengontrol
anaknya selama liburan 3 minggu yang lalu dan merasa khawatir dengan pengaruh
lingkungan. Sejalan dengan pengarahan dari pengasuh dan Yayasan Bayt Al Hikmah bahwa
pendidikan di pondok selama 3 tahun yang di tempuh menjadi bekal/pondasi agama
bagi anak santri di jenjang yang lebih tinggi. Bravo Pondok Pesantren Bayt Al Hikmah karena Pendidikan di pondok
pesantren Bayt Al Hikmah memberikan pendidikan kepada anak didik secara
paripurna.
Oleh:
A. Muhaimin (Wali Santri XII IPS Putra)
Komentar
Posting Komentar